Rapel In The News

Solusi Milenial Warga Yogya, Kelola Sampah Berbasis Aplikasi

Jun 16, 2020 | In The News | 0 comments

Source : https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-4587801/solusi-milenial-warga-yogya-kelola-sampah-berbasis-aplikasi

Sleman – Ada aplikasi menarik bagi warga Yogyakarta untuk mengelola sampah rumah tangga, khususnya sampah anorganik. Berbekal aplikasi bernama Rapel, kini warga Yogya bisa menjual sampah jenis kertas, plastik, botol dan lainnya dengan lebih praktis.

Aplikasi ini gagasan dari sekelompok orang peduli lingkungan. Melalui ponsel pintar atau smartphone berbasis Android, warga bisa mengunduh aplikasi di Google Play dan memanfaatkan fitur-fitur di dalamnya.

“Aplikasi ini ada dua bagian, dimanfaatkan untuk user atau pemilik sampah, dan kolektor atau pengambil sampah. Jadi bisa disebut aplikasi untuk mempermudah komunikasi antara pemilik sampah dengan pengambil sampah atau tukang rosok,” kata salah satu penggagas Rapel, Yudho Indardjo saat ditemui di kantornya, di Maguwoharjo, Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), belum lama ini.

Kolektor yang berada terdekat dari rumah user akan langsung mendatangi untuk transaksi.

“User dan kolektor saling berkomunikasi untuk jenis sampah, beratnya, harganya, alamat, nanti diambil kolektor ke alamat user. Dihargai sesuai update harga pasaran yang mengacu pada harga dari pengepul sampah,” jelas Yudho.

Total user hingga kini sekitar 700 orang, mayoritas ibu rumah tangga dan mahasiswa. Untuk kolektor sekitar 10 orang. Pihaknya membatasi perbandingan jumlah antara user dengan kolektor agar tetap ideal. Jangan sampai kolektor merugi jika jumlah kolektor lebih banyak dari user.

Operasional awal baru sebatas kawasan Perkotaan Yogyakarta, yakin Kota Yogya, Kabupaten Bantul sisi utara dan Sleman sisi selatan. Jangkauan tiap kolektor ke user sekitar 5-10 kilometer. Saat bekerja, kolektor memakai atribut dan id resmi Rapel.

“Nanti antara pemilik sampah dengan kolektor bisa saling memberikan ‘bintang’. Poin ‘bintang’ dapat ditukar dengan berbagai produk promo dari aplikasi Rapel,” imbuh Yudho.

Penggagas Rapel lainnya, Sekti Mulatsih menambahkan, aplikasi ini baru dirilis bulan April 2019. Awalnya, pada 2015 pihaknya diajak Pemda DIY untuk survei apakah Perda 3/2013 tentang pengelolaan sampah rumah tangga telah dijalankan oleh masyarakat.

“Hasil survei unik, sebagian besar responden tahu ada aturan itu dan sampah harus dikelola di rumah. Tapi ketika sudah dipilah di rumah, digabungkan lagi dicampur lagi oleh petugas sampah. Bank sampah juga, butuh waktu lama untuk menunggu petugas sampah datang, karena kelamaan menumpuk, misal sampah jenis kertas dimakan tikus,” paparnya.

Dari survei, ternyata yang dibutuhkan adalah ketika warga mau menjual sampah ada yang segera datang untuk membeli.

“Tukang rosok pada umumnya juga setelah membeli rosok digabung jadi satu. Akhirnya ide aplikasi ini muncul, bersama teman-teman dari Yogya dan ada tim dari kota lain,” ujarnya.

“Operasional perdana baru di Yogya, kita anggap Yogya paling siap secara teknis dan masyarakat cukup siap untuk menerima perubahan, kita mulai di sini,” sambungnya.

Sekti menyebut dari aplikasi ini pihaknya tidak mengutamakan keuntungan materi. Namun lebih kepada harapan ke depannya.

“Pada prinsipnya sebetulnya kita ingin mengedukasi masyarakat luas, sampah harus dikelola dari rumah, mereka dihargai atas apa yang sudah dilakukan,” kata dia.

“Kalau secara umum, harapan kami seluruh sampah anorganik terpilah dan tertangani dengan baik, sampah yang masuk TPA hanyalah sampah residu, dan terwujudnya energi hijau berkelanjutan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa),” pungkas Sekti. (bgk/bgs)